Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016
Gambar
EFEK INDUKSI Baiklah pada kesempatan ini saya akan menjelaskan salah satu factor yang mempengaruhi senyawa dalam kimia organik fisik yaitu “Efek Induksi”. Nah efek induksi sendiri merupakan suatu aksi elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam suatu molekul (lewat ikatan σ). Sifat induksi terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan. Sifat induksi yang dimiliki suatu senyawa juga mempengaruhi reaktivitas molekul senyawa organik tersebut. Selain penjelasan diatas efek induksi juga dapat menyebabkan suatu senyawa memiliki tingkat keasaman atau derajat keasaman yang berbeda-beda akibat efek induksi suatu senyawa yang menarik dan yang mendorong contohnya Dari struktur diatas dapat dilihat bahwa adanya gugus yang menyebabkan terjadinya efek induksi pada senyawa ethanol memiliki gugus H yang bersifat lebih kepada mendorong eklektron oleh sebab itu gugus H pada rantai ujung sulit lepas sehingga sennyawa lebih bersifat basa dapat dilihat dengan nilai pKa nya yan
Gambar
GUGUS FUNGSI Baiklah pada kesempatan kali ini saya akan melanjutkan tentang salah satu fatktor yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik yaitu gugus fungsi. Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Gugus Fungsi Aldehid Merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hydrogen dan berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan aldehida juga dinamakan golongan formil atau metanoil. Kata aldehida merupakan kependekan dari alcohol dan dehidrogenasi yang berarti alcohol yang terhidrogenasi. Golongan aldehida berisfat polar. Tata Nama IUPAC Pemberian nama aldehid dilakukan dengan menggantikan akhiran –a pada nama alkana dengan –al.Jika terdapat dua tau lebih su
Gambar
Regangan Ruang SALAM KIMIA!!!  Baiklah pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan salah satu parameter yang diperlukan dalam mempelajari senyawa organik yaitu Regangan Ruang Regangan Ruang muncul pada tahun 1885 oleh seorang ahli kimia Jerman, Adolf Von Baeyer yang mengemukakan bahwa senyawa-senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Menurut Baeyer semua senyawa siklik (kecuali siklopetana) mengalami regangan karena terjadinya penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedral. Makin besar penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedal makin besar ragangannya, yang berakibat makin reaktif pula. Regangan ruang adalah besarnya regangan pada struktur senyawa kimia berbentuk siklik untuk menunjukkan seberapa besarnya regangan ruang dari cicin siklik. isomersime konformasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme dari molekul-molekul dengan rumus struktural yang sama namun konformasi yang berbeda oleh karena rotasi atom pada ikatan kimia. Sikloheksana memiliki regangan cincin sebesar 0 kkal/mo
PARAMETER YANG DIPERLUKAN DALAM MEMPELAJARI MOLEKUL SENYAWA ORGANIK Dalam mempelajari molekul-molekul senyawa organic perlu adanya parameter yang harus diketeahui diantaranya KEELEKTRONEGATIFAN Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk bermuatan negatif atau untuk menangkap elektron dari atom lain. Besarnya keelektronegatifan dapat diukur dengan menggunakan skala Pauling. Harga skala Pauling berkisar antara 0,7 – 4,0. Skala Pauling adalah skala yang dikenalkan pertama sekali tahun 1932, dan merupakan skala yang paling sering digunakan dalam pengukuran elektronegativitas suatu unsur.  Fluor (unsur yang paling elektronegatif) diberikan skala Pauling dengan harga 4.0, dan harganya menurun sampai cesium dan fransium yang setidaknya hanya memiliki elektronegatifitas pada skala 0.7 Unsur-unsur dalam periode yang sama dari kiri ke kanan, muatan inti atom makin bertambah sehingga gaya tarik inti ke elektron terluar bertambah. Akibatnya, jari-jari atom makin kecil, energi i