polarizabilitas

POLARIZABILITAS
Salam kimia !!!! kembali bertemu dengan postingan terbaru saya mengenai salah satu faktor yang di perlukan dalam mempelajari senyawa organik dan salah satunya yang akan saya bahas dalam postingan kali ini yaitu “Polarizabilita atau polarisabilitas”.
Nah sebelum saya bahas lebih lanjut tentang apa itu polarisabilitas FYI polarisa bilitas sendiri merupakan kemampuan suatu molekul untuk mengimbas molekul lain untuk membentuk dipole sesaat. Elektron pada suatu atom mengalami pergerakan dalam orbital. Pergerakan atau perpindahan elektron pada suatu atom dapat mengakibatkan tidak meratanya kepadatan elektron pada atom, sehingga atom tersebut mempunyai satu sisi dipol dengan muatan lebih negatif dibandingkan sisi yang lain. Pergerakan ini menimbulkan dipol sesaat. Gambar 1. menggambarkan perbedaan sebaran elektron pada orbital normal dan orbital yang mengalami dipol sesaat. Adanya dipol sesaat menyebabkan molekul yang bersifat non-polar menjadi bersifat agak polar.

Gambar 1. (a) keadaan normal, sebaran muatan simetris, (b) terjadinya dipol sesaat.
Salah satu contoh dipole sesaat yaitu adalaha gaya London. Sementara gaya London sendiri adalah gaya tarik lemah yang disebabkan oleh adanya dipol imbasan sesaat.
Dipol sesaat pada suatu atom dapat mengimbas atom yang berada di sekitarnya sehingga terjadilah dipol terimbas yang menyebabkan gaya tarik-menarik antara dipol sesaat dengan dipol terimbas. Gaya ini yang disebut sebagai Gaya London.

Gambar 4. Terjadinya dipol terimbas.
Lantas bagaimana Gaya London mempengaruhi sifat fisis molekul ?

Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul akan bertambah besar apabila molekul tersebut memiliki jumlah elektron yang semakin besar pula. Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul disebut polarisabilitas. Jumlah elektron yang besar berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) molekul tersebut, sehingga semakin besar Mr suatu molekul, maka semakin besar polarisabilitasnya dan semakin besar pula Gaya Londonnya. Mudahnya suatu atom untuk membentuk dipol sesaat disebut polarisabilitas. Perhatikan contoh soal berikut untuk memahami kaitan jumlah elektron dengan Mr dan bentuk molekul.
Gaya London pertama kali ditemukan oleh seorang ahli fisika dari Jerman, Fritz London, pada tahun 1930. Gaya London adalah gaya tarikan lemah yang disebabkan oleh dipol imbasan sekejap atau sesaat yang terjadi karena adanya pergerakan elektron dalam suatu orbital. Pergerakan tersebut dapat mengakibatkan tidak meratanya kepadatan elektron pada atom, sehingga atom tersebut mempunyai satu sisi dipol dengan muatan lebih negatif dibandingkan sisi yang lain. Mudahnya suatu atom untuk membentuk dipol sesaat disebut dengan polarisabilitas. Dipol – dipol ini dikatakan sesaat karena pergerakan elektronnya milyaran kali dalam satu detik.

Dipol sesaat pada suatu atom dapat mengimbas (menginduksi) atom yang berada di sekitarnya sehingga terjadi dipol terimbas. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya gaya tarik-menarik antara dipol sesaat dengan dipol terimbas.
Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul akan bertambah besar apabila molekul tersebut memiliki jumlah elektron yang semakin besar pula. Jumlah elektron yang besar berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) molekul tersebut, sehingga semakin besar Mr suatu molekul, maka semakin besar polarisabilitasnya dan semakin besar pula Gaya Londonnya.Molekul dengan struktur panjang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami dipol sesaat atau polarisabilitas. Hal ini dikarenakan molekul dengan struktur panjang mempunyai bidang yang lebih luas bila dibandingkan dengan molekul yang memiliki struktur lebih rapat dan kecil.           

Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain kerumitan molekul dan ukuran molekul.

Kerumitan Molekul

Lebih banyak terdapat interaksi pada molekul kompleks dari molekul sederhana, sehingga Gaya london lebih besar dibandingkan molekul sederhana.Semakin besar Mr semakin kuat Gaya london.
Ukuran Molekul
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul berukuran kecil, sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan gaya london besar.Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga gaya londonnya juga semakin besar.
Gaya London biasanya terjadi pada gas mulia yang mempunyai keelektronegatifan nol (stabil). Contohnya pada Neon, dimana gas Neon bisa dicairkan pada suhu yang tinggi atau rendah. Pada suhu yang sangat rendah atom-atom Neon akan saling berdekatan sehingga kestabilan elektronnya akan terganggu. Hal ini menyebabkan dalam atom Neon terbentuk dua kutub (dipol) antara molekul yang sama. Dipol ini membentuk ikatan sehingga Neon berubah menjadi cair. Dipol ini bersifat sementara, karena elektron selalu bergerak dalam orbital sehingga pada saat berikutnya dipol itu hilang.



Komentar

  1. terimakasih atas materinya sangat bermanfaat,. saya ingin bertanya bagaimanakah aplikasinya memepelajari polarisabilitas dalam bidang kimia ya..? terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah saudari fida terimakasih sudah berkunjung...
      Salah satu aplikasi polarisabilitas yang dapat di gunakan dalam bidang kimia menurut saya tentunya ada salah satunya menentukan kepolaran dari massa molekul relatifnya.. Karena polarisa bilitas ini berkaitan dengan Mr dan bentuk molekulnya
      Terimakasih :)

      Hapus
  2. Terima kasih materinya sangat bermanfaat sebagai referensi :)

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali, apakah polarisabilitas terjadi disetiap interaksi antar molekul ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung... Menurut saya polarisabilitas dapat terjadi hampir di setiap interaksi antar molekul

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOTAL SINTESIS SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM COPRINOL

GUGUS PELINDUNG